Perhitungan kebutuhan alat berat penambangan batubara
Dalam project penambangan terdapat
beberapa point penting yang harus dianggarkan demi tercapainya target produksi.
Point point penting adalah sebagai berikut :
1.
Fuel Cost
2.
Rent Cost
3.
Remuneration/salary
4.
Meals
5.
Consumable and Safety
Fuel cost adalah budget bulanan yang wajib dikeluarkan Perusahaan
untuk membisayai penggunaan fuel alat-alat operasional, seperti excavator, Dump
truck, grader,dozer,Light vehicle (LV), genset dll.
Sedangkan Rent cost adalah budget bulanan yang wajib dikeluarkan
Perusahaan untuk membiayai biaya sewa alat-alat opersasional tersebut diatas, mau
kita sewa ataupun milik pribadi tetap dianggarkan biaya pemakaian alat
tersebut.
Remuneration atau lebih dikenal dengan istilah gaji karyawan
adalah budget bulanan untuk membayar kerja karyawan, biasanya remuneration ini
dibedakan menjadi 2 golongan. Golongan untuk karyawan Head Office (HO) dan
karyawan site (site employee)
Meals adah budget bulanan yang wajib dikeluarkan Perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan makan atau konsumsi karyawan termsuk biaya dapur, biasanya
ada sistem Perusahaan yang memakai catering dan adapula yang prasmanan. Dari segi
penghematan lebih baik menggunakan sistem prasmanan karena barang yang diolah
dan dikonsumsi karyawan bisa lebih mudah untuk disesuaikan.
Sedangkan consumable and safety adalah budget bulanan yang
wajib dikeluarkan oleh Perusahaan untuk membiayai tiket pulang pergi karyawan
site, dan terkait healt and safety seperti penyediaan apart dan APD (alat perlindungan
diri).
Kelima point tersebut harus dibuatkan rincianya dalam tahap
awal, dan selanjutnya dapat digunakan untuk controlling saat project berjalan. Diharapkan
angaran tidak membengkak, Dimana ada item yang bisa dihemat, maka sebaiknya dilakukan
penghematan.
Dalam penambangan khsususnya
penambangan Batubara unit-unit dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu unit OB
Removal, unit Coal Getting dan unit support. Unit OB removal dan unit coal getting
dibersamai dengan alat angkut berupa DT (dumpt truck) atau untuk kelas produksi
besar biasanya menggunakan alat angkut berupa HD (Hight Dump). Dalam istilah
penambangan biasa disebut fleet OB dan fleet Coal getting
Fleet OB biasa menggunakan excavator
kelas 350 ke atas dengan dump truct (DT) berkapasitas 30 Ton keatas, sedangkan
fleet coal getting paling kecil menggunakan kelas 200 dipasangkan dengan DT
berkapasitas 20 Ton, dan untuk excavator kelas 750 keatas biasanya dipasangkan
dengan HD.
Kita bahas satu persatu.
Disini kita tentukan untuk jam
kerja terlebih dahulu, idealnya jam kerja dibagi menjadi 2 shift.
Shift pagi dan shift malam, satu
shift biasanya dihitung 12 jam dan dipotong waktu istirahat 1 jam. Jangan lupa
diperhitungkan juga untuk estimasi lost time, bisa menggunakan 10 menit per
jam, lost time ini bisa disebabkan keperluan operator seperti transporting ke
front dan keperluan mendesak operator seperti BAB dsb. Jadi setelah jam kerja
kita kurangkan dengan waktu istirahat dan waktu hilang maka akan didapatkan
waktu effetif bekerja atau lebih dikenal dengan istilah EU (effective use ). Setelah
selesai membuat jam shifting, selanjutnya kita buat target produksi yang ingin
dicapai, dalam penambangan khususnya Batubara, terdapat istilah striping ratio.
Striping ratio (SR) adalah perbandingan volume OB dengan volume COAL, volume OB
menggunakan satuan BCM dan volume coal menggunakan satuan Tonase.
SR = OB/Coal
Didalam contoh ini menggunakan target produksi 100.000 Mton/bln
dengan SR 5. Maka volume overburden yang harus dikupas adalah 5x100.000 =
500.000 BCM.
Setelah mengetahui berapa volume OB
yang harus dikupas, kita membuat estimasi jumlah alat yang dibutuhkan dengan
alat yang sudah tersedia ataupun dengan alat yang akan kita sewa di penyewaan
alat berat. Dalam contoh diatas kita menggunakan excavator kelas 350 tipe
hitachi 350 dengan productivity 160 BCM/jam, nilai productivity dapat diperoleh
dari seberapa banyak volume yang bisa diambil dan dipindahkan ke alat angkut. Maka
dari itu kita harus mengetahui berapa lama alat ini mengambil material, mengayun
ke alat angkut, menuangkan dan sampai Kembali lagi ke posisi mengambil
material, atau lebih dikenal dengan istilah cyclic time (ct), tentunya selain
clyclic time adapula faktor dari kapasitas bucket alat, semakin besar kapasitas
alat maka productivitynya juga akan semakin besar. Productivity nantinya dibedakan
lagi menjadi dua kategori, productivity muat dan productivity angkut.
Adapun rumus untuk mendapatkan
nilai produktivitas muat sebagai berikut :
·
Kb
= kapasitas bucket (m3)
·
SF
= swell factor
·
FF
= factor efisiensi
·
EF
= efisiensi alat (0.83)
·
Ctm
= cyclic time per menit
·
Pm
= productivity muat (bcm/jam)
Sedangkan rumus untuk mendapatkan nilai produktivitas angkut
adalah sebagai berikut :
-
Pa
= productivity angkut (m3)
-
Ef
= efektivitas alat
-
Kb=
kapasitas bucket (m3)
-
Cta=
cyclic time angkut
Setelah dapat nilai productivity alatnya, kita hitung UA
(use of availability) nya dengan rumus
UA
= 16.33/18.33 *100%
UA
= 89%
Kemudian hitung juga nilai EU (effective
utilization )nya dengan rumus berikut
EU
= 16.33/22 *100%
EU
= 74%
Jumlah alat yang dibutuhkan diketahui dari Total target
produksi:(productivity alat X jumlah jam kerja dalam sebulanX UA*EU)
Jumlah alat = 500.000 : (160x600x74%x85%)
= 8 alat lebih ( dibulatkan jadi 9 alat)
Begitu juga sama dengan menghitung kebutuhan alat angkut
Komentar
Posting Komentar