About Dream at 45 Years Old

     Aku anak pertama yang bercita-cita untuk sukses. Jadi kebanggaan orang tua,mengangkat derajat orang tua, memiliki 5 cabang usaha yang aku dirikan dengan jerih payahku. Bebas finansial, banyak hari aku jalani dengan tegukan secangkir teh, kopi dan rokok sembari menikmati kicauan burung peliharaan dan ikan di akurarium megahku. Rumahku yang megah dan nyaman, cabang-cabang restoran yang selalu ramai pengunjung.
Itulah impianku.
    Kembali lagi ke waktu sekarang, dimana sore ini udara terasa dingin cuaca mendung di depan teras sebuah kamar kos beralaskan kursi plastik aku duduk membongkar imajinasi yang berada di otaku. Imajinasi yang kuharap itu anugerah dari Tuhan untuk aku olah sehingga bisa menghasilkan sebuah karya yang menginspirasi bagi pembacanya. Perjalan hidup yang tidak mudah, kekecewaan terkadang hadir dalam sebuah alur kehidupan dan kita terpaksa harus mengikutinya sampai berangsur-angsur reda, tak ubahnya permasalahan dalam hidup ini ibarat sebuah siklus hujan, kita ikuti saja alurnya sampai selesai sampai reda, maka jika beruntung kita akan menemukan Pelangi, setidaknya setelah hujan hati terasa dingin dan perasaan terasa nyaman.
    Analogikan permasalahan seperti air hujan, badai dalam kehidupan pun tak akan selamanya mengikuti kehidupan kita. Ada suatu waktu akan berakhir, berakhir dan berganti dengan kebahagiaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Inilah passionku, ya menjadi penulis yang menginspirasi yang tulisanya akan selalu dikenang dan orang-orang mengenalku sekalipun aku telah pergi dari dunia ini.
    Aku orang amatiran yang tanpa mengikuti kursus apapun dalam kepenulisan, kutuangkan saja apa yang ada di dalam otakku menjadi sebuah jejak-jejak yang dapat terbaca selain diriku. Menjadi penulis identik dengan introvert dan keheningan, ditengah pikiran dan ide-ide yang muncul satu persatu bersahutan dalam sebuah system kerja saraf otak.

Menjadi biasa saja adalah luar biasa,
    Di tengah perkembangan media sosial sekarang ini, banyak menjebak dan menghasilkan generasi instan yang semua serba mau mendapatkanya tak pakai lama, tanpa melewati sebuah proses normalnya yang mungkin penuh dengan peluh dan tetes darah ataupun barangkali dengan air mata. Ketika kita sudah mendapatkannya, orang hanya melihat dari sisi jadinya saja tanpa mengerti proses apa yang telah dilalui. Inilah yang memicu stress karena standar kebahagiaan dan keberhasilan hanya sebatas materi yang dijadikan ajang perlombaan dan gagah-gagahan di media sosial.
    Apakah dengan mengupload gawai mahal nilai kita ikut naik, apakah dengan mengupload mobil mahal nilai kita ikut naik, apa dengan mengupload interior mewah rumah yang dimiliki nilai kita jadi ikutan naik? Aku katakan Tidak, semua itu hanyalah jebakan batman yang menjerumuskan dalam kesesatan pikir , kebahagiaan semu dan malapetaka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Friday Evening in June 2024

Karakteristik Cekungan Salawati

Formasi Tanjung (Tet), Formasi Puruk Cahu (Tomc), Formasi Pamaluan (Tomp), dan Formasi Gunung Api Malasan (Tomv)