Nenekku Muslimah Sejati yang Menjaga Tradisi


    Dahulu kala di sebuah desa yang aman sentosa,penuh dengan kelimpahan kemakmuran hasil pertanian. sawah yang luas, tanah yang subur dan sungai yang belum dangkal. Tinggalah  sepasang suami istri dengan kelima anaknya, sang suami bekerja sebagai PNS di sebuah pasar yang tidak jauh dari rumah mereka dan si istri bekerja sebagai penjual hasil bumi di sebuah kios pasar tempat dimana suaminya bekerja. Si istri ini berjualan mulai dari jagung, kedelai, kacang hijau, beras, dedak dan nasi aking, setiap pagi setelah shalat shubuh dan selesai beberes rumah, ia pergi kepasar berjalan kaki membawa barang dagangannya yang ditaruh didalam bakul dibelakang punggungnya. Menjelang tengah hari sebelum waktu dzuhur tiba ia sudah menutup kiosnya dan pulang kerumah, sesampai dirumah ia menaruh jajanan pasar yang ia sempatkan beli untuk camilan suami dan cucunya, barangkali juga anaknya yang tinggal berdekatan dengannya.

    Salah satu anaknya memang tinggal berdekatan dengan rumahnya dan sudah memiliki seorang anak kecil laki-laki, yang merupakan cucunya. kita panggil si istri tadi dengan sebutan ''nenek'', nenek adalah sosok wanita yang taat beragama, selalu menjalankan shalat lima waktu dan juga masih melakukan trasisi kejawen yang mana tiap malam jumat, selalu membuat kembang siraman. kembang siraman adalah kumpulan bunga 7 warna yang ditaruh didalam bak kecil berisikan air, ukuran bak ini sebesar mangkuk makan yang terbuat dari gerabah. kata nenekku setiap malam jumat itu arwah leluhur kita mengunjungi rumah sanak kerabatnya, jadi kembang setaman itu dibuat untuk wewangian menyambut kedatangan mereka.

    Nenek selain berjualan di pasar juga memiliki usaha tenun di rumahnya, setiap kali tidak berjualan di pasar nenek selalu menenun hingga sore hari, suara mesin tenun yang khas seperti bunyi jegleg jegleng setiap kali menyambungkan benang membentuk suatu pola ikatan tertentu. biasa nenek membuat kerajinan tenun berupa tagen, tagen adalah kain belebat yang agak kaku yang tidaruh melingakari perut yang panjangnya bisa mencapai 3-5 meter, yang bertujuan untuk menjaga bentuk badan agar tetap ideal dan untuk menjaga kekuatan tulang belakang. nenek biasa menenun sambil mengunyah "kinang'', kinang merupakan campuran dari injit yang dibungkus dengan daun sirih yang kemudian dibentuk menyerupai permen dan kemudian dikunyah bersamaan dengan tembakau. khasiat daun sirih dan dan injit ternyata adalah untuk menjaga gigi agar tidak mudah berlubang dan anti kuman penyakit, sehingga mengapa orang tua jaman dahulu meskipun usianya sudah 60 an tahun giginya masih komplit dan tidak pernah mengalami sakit gigi.

    Aku biasanya sepulang dari sekolah, selepas bermain dirumah temanku yang juga merupakan tetanggaku, selalu menunggu kedatangan nenek yang habis berjualan di pasar. Menantikan jajanan yang dibeli nenek yang beranekaragam. biasanya kalo dagangan nenek banyak yang terjual, jajanan yang dibawa nenek pun juga banyak, namun ketika daganganya yang terjual tidak banyak, ya tetap ada aja jajanan yang dibawa meskipun tidak sebanyak ketika banyak dagangan yang terjual. aku orang yang dekat dengan nenek, karena aku adalah satu-satunya cucu yang tinggal bersebelahan dengan rumah nenek.ketika aku sedang tidak enak badan dan ayahku lagi tidak ada dirumah, aku mencari nenek dan biasanya nenek akan memijat bagian tubuhku yang sedang sakit. beruntung sekali aku memiliki nenek seperti dia.

Komentar

Postingan Populer