Kehidupan Lelaki Sejati
Setiap pilihan kehidupan
selalu memiliki konsekuensinya, terlepas dari pilihan baik ataupun buruk di
dalamnya akan memberikan sebuah pengalaman yang akan berguna untuk dirinya
sendiri ataupun untuk orang lain. Tentu setiap orang menginginkan pilihan terbaik
dalam hidupnya, namun kehidupan tidak selalu memberikan apa yang kita mau, kehidupan
selalu memberikan tantangan kepada setiap orang, tantangan yang ada akan
memberikan kebahagiaan tersendiri disaat kita dapat menyelesaikanya. Tak ubahnya
dalam hidup, proses pembelajaran berlangsung secara terus menerus selama kita
masih bernafas. Bagi seorang anak laki-laki dia memegang peranan yang teramat
krusial di dalam hidunya, sebelum dia berkeluarga dia bertanggung jawab atas saudara
perempuan maupun kedua orang tuanya dan ketika anak laki-laki itu mulai membangun
sebuah keluarga, tanggung jawabnya pun akan berlipat, selain tanggung jawab untuk
rumah tangganya dia juga masih bertanggung jawab terhadap kedua orang tua dan saudara
perempuannya. Maka dari itu sebagai anak laki-laki harus dididik kuat sedari dini,
agar ketika ia tumbuh dewasa dia tidak akan kaget menghadapi realita sebagai
kehidupan seorang laki-laki.
Sejatinya
laki-laki diciptakan untuk memikul beban orang-orang di sekitarnya sampai ia
tutup usia. Kita menyadari bahwasanya bertambah hari kemampuan fisik kita
semakin berkurang, umur kitapun semakin berkurang, namun impian kita manakala belum
bisa terwujud, jangan menyalahkan diri sendiri karena tugas kita sebagai
laki-laki hanya berusaha semaksimal mungkin, keputusan tetap pada yang Maha menciptakan
langit dan bumi. Asset terbesar yang perlu diketahui adalah diri kita sendiri, asset
yang harus kita jaga dan kembangkan secara terus menerus, jaga kesehatanya,
jaga pola pikirnya, jangan sampai kita sakit-sakitan disaat usia kita sedang masuk
usia produktif. Akan ada saatnya kemampuan fisik kita mulai melemah, disaat itulah
seyogyanya sudah banyak hal-hal baik ataupun keinginan kita tercapai.
Keinginan dibentuk
sejak kita masih kecil, usia dimana menginginkan sesuatu yang kita tidak dapat
capai karena kita masih kecil. Usia ini membatasi
kita untuk melakukan hal-hal yang diinginkan, keterbatasan ilmu juga keterbatasan
finansial. Namun tak ada ceritanya bagi seorang laki-laki dewasa untuk terpuruk
ke dalam keterbatasan finansia. Banyak hal-hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan
ketercukupan finansial, karena secara fisik tubuh kita mulai terbentuk untuk menopang
beban beban berat, otak kita mulai terasah untuk menyelesaikan hal-hal rumit.
Komentar
Posting Komentar